Minggu, 06 September 2015

"Hidup Namun tak Bernyawa"

Aku pernah melihat sebuah kalimat seperti ini

"cintamu seperti bayangan, hidup namun tak bernyawa"

ya (hampir) seperti itu kisah ku.
Dia memiliki cinta yang besar yang aku rasa, Cinta yang hidup. Namun tak bernyawa, karena suatu hal yang menghalangi. Dan tak akan pernah bernyawa (bersatu).
Lalu aku harus bagaimana? Karena ujungnya tak akan ada kata KITA.
Aku tau dia sabar, aku pun juga sabar. Aku tau dia sakit, aku pun juga merasakannya.
Tetapi aku tak pernah mau meperlihatkan sakitku. Cukup aku iyang tahu sakitku cukup aku yang rasakan dan cukup aku yang tutupi.
Mungkin aku bukan orang yang bisa berbicara blak blakan tentang perasaan. Tapi bukan berarti aku tak punya perasaan. Aku hanya sulit mendeskripsikan apa yang aku mau dan apa yang aku maksud.
Dan aku pernah melihat sebuah kalimat

"bukan sabar kalau ada batasnya, bukan ikhlas kalau masih terasa sakitnya"

Aku tau tentang itu. Aku masih belajar sabar dan ikhlas. 2 Rumusan tersulit dalam hidup. Sabar dan ikhlas. Bagaimana kita sabar kalo masih mengatakan "sabar ada batasnya". Bagaimana kita ikhlas kalo masih merasakan "sakit" nya.
Inilah pelajaran untuk aku. Aku tidak boleh berharap lebih pada cinta yang hidup namun tak bernyawa. Harus belajar sabar melawan rasa sakitnya. Biar bisa ikhlas dalam segala sesuatu hal.
Terima Kasih atas bahagia beberapa jam kemarin dan terima kasih juga atas rasa sakit ini. Tak usah khawatir aku tidak apa apa. Aku belajar ikhlas dan sabar untuk kali ini. Biar aku merasakan sakitnya.



--Surakarta, hampir tengah malam--

Tidak ada komentar:

Posting Komentar